Page 13 - Sultra-Raja Indara Pitara
P. 13

juga, persiapan dilakukan secara diam-diam. Keris pusaka warisan

                  leluhur sang raja dikeluarkan dari ruangan benda pusaka.  Raja

                  akan berangkat bersama dua orang pengawal pribadinya.

                       Pagi-pagi sekali persiapan di istana sudah beres. Sebelum ada
                  orang  yang  terbangun,  perahu  rombongan  raja  sudah  bergerak

                  dengan meninggalkan Kerajaan Burinaga. Permaisuri yang masih

                  lemas hanya bisa berdoa untuk keselamatan suaminya. Ia belum
                  mampu  untuk bangun  mengantar  suaminya  karena  kepalanya

                  pusing seakan-akan mau jatuh.

                       Sementara  itu,  perahu  yang  membawa  Raja  Burinaga

                  melaju dengan kencang. Kalau tidak ada halangan yang berarti,

                  rombongan ini bisa sampai ke tujuan setelah berlayar selama tiga
                  hari tiga malam. Ketika raja berdiri di buritan, ia dikagetkan oleh

                  suara seekor burung rajawali yang terbang mendekati perahu raja.

                  Sebelumnya raja tidak terlalu memperhatikan burung itu. Namun,
                  burung  rajawali  tersebut  semakin  mendekat  dan  bertengger  di

                  atas buritan.  Raja mendekatinya dan hendak meraihnya. Namun,

                  tiba-tiba burung tersebut berbicara.

                       “Tuanku, izinkan saya ikut dalam perjalanan ini.”

                       “Hei rajawali, kamu bisa bicara? Siapa sebenarnya kamu ini?”
                       “Apa  Baginda  sudah  melupakanku?  Akulah  si  rajawali  yang

                  Baginda pernah tolong di Hutan Kemayan.”

                       “Aku pernah menolongmu? Di Hutan Kemayan? Rasa-rasanya
                  aku belum pernah bertemu denganmu.”

                       “Tidak apa-apa kalau Baginda lupa. Namun, saya jelas tidak akan

                  melupakannya. Waktu itu saya masih sangat kecil. Saya ditinggal

                  sendirian oleh ibuku yang sedang pergi mencari makanan. Entah

                  mengapa sarang tempatku tinggal jatuh. Aku yang masih sangat
                  kecil belum bisa terbang dan basah kuyup karena hujan semalaman.

                  Waktu itu,  saya hampir saja terinjak oleh para pengawal Tuanku.





                                                            5
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18