Page 15 - Sultra-Raja Indara Pitara
P. 15
“Pohon mangga yang tuan maksud itu berada tidak jauh dari
tempat ini. Sayangnya, raksasa pemakan manusia itu sedang tidur
di bawahnya.”
“Tidak ada jalan lain. Raksasa itu harus dilumpuhkan dulu baru
kita bisa mengambil buah mangganya. Kita harus mencari akal
untuk memperdaya raksasa itu. Kalau kita langsung melawannya
tenaga kita bisa terkuras habis. Apa pendapatmu pengawal?” Raja
menoleh kepada kedua pengawalnya.
“Ampun, Tuan. Seperti kata Tuan tadi, kita tidak bisa
melawan raksasa itu dengan tenaga semata. Kita harus cari akal
untuk memperdayanya. Bagaimana kalau kita membuat raksasa
itu kekenyangan dulu. Setelah itu akan mudah bagi kita untuk
melumpuhkannya.”
“Membuatnya kenyang? Bagaimana caranya pengawal?”
“Begini, Tuan. Kita bawakan raksasa itu binatang-binatang
buruan supaya dia bisa kekenyangan.”
“Bukankah di pulau ini sudah tidak ada makhluk hidup lain?”
Raja seperti berpikir keras.
“Kalau tidak ada binatang buruan, kita tangkap ikan-ikan
besar saja, Tuan. Hamba bisa menangkap ikan besar dengan cepat
dan langsung menjatuhkannya dekat raksasa.” Terdengar suara
rajawali.
“Ikan besar? Kamu cerdik, Rajawali. Baiklah. Kami di sini saja
dulu karena kalau raksasa itu sudah mencium bau manusia, dia
bisa langsung menyerang kami. Setelah raksasa kekenyangan,
barulah kita mendekat.”
Rajawali tidak ingin membuang waktu. Dalam waktu sekejap ia
bergerak dengan gesitnya menangkap ikan dan menerbangkannya
ke tempat raksasa. Benar saja, raksasa itu dengan cepat melahap
7