Page 26 - Sultra-Raja Indara Pitara
P. 26

4




                      Indara Pitara Menghilang













                       Perahu yang membawa rombongan raja sudah berlayar selama

                  seminggu. Cuaca sore itu terlihat tidak bersahabat. Angin  bertiup

                  dengan  sangat  kencang.  Tiba-tiba  terdengar  teriakan  salah

                  seorang di antara penumpang perahu.
                       “Lihatlah, ada awan di tengah langit.”

                       “Awan apa?” Yang lain berebutan ingin melihat.

                       “Oh iya,  betul, betul. Itu tandanya sebentar malam akan turun

                  hujan. Mudah-mudah saja badai tidak datang.”
                       Kesibukan  mulai  terlihat  di  kapal.  Orang-orang  sibuk

                  membereskan  barang-barang.  Menjelang  malam,  hujan  mulai

                  turun rintik-rintik.  Terlihat awan tebal mulai menyelimuti bumi.

                  Angin  ribut  datang diiringi hempasan ombak yang tinggi. Di tengah
                  malam itu, tanpa ada yang menyadari, Indara Pitara diterbangkan

                  oleh  petir.  Keesokan  paginya,  saat  badai  sudah  reda,  suasana

                  di perahu kembali kacau ketika menyadari bahwa Indara Pitara

                  sudah tidak ada di tempatnya.
                       “Ampun Paduka Raja, putera mahkota tidak ada di tempatnya.”

                  Salah seorang melapor kepada raja.

                       “Tidak ada bagaimana maksudmu? Coba kita periksa kembali.”

                  Raja yang kaget mendengar laporan pengawalnya beranjak dari
                  tempat  duduknya.  Benar  saja.  Indara  Pitara  tidak  ada  lagi  di

                  tempat tidurnya. Raja terduduk lemas. Hatinya masygul.





                                                           18
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31