Page 30 - Sultra-Raja Indara Pitara
P. 30

6




                        Berjumpa dengan La Upa












                       Pada pagi yang cerah, burung-burung dengan riangnya saling

                  berkejaran.  Indara  Pitara  sudah  bangun  pagi-pagi.  Selepas

                  membantu  nenek  mengisi  air  ke  tempayan,  ia  sarapan  dengan

                  beberapa  potong  ubi  rebus  yang  dicabut  kemarin  sore.  Ia  pun
                  bersiap-siap.  Semalam  ia  sudah  pamit  kepada  nenek  untuk

                  berjalan-jalan ke kota.

                       “Nek, Nenek, saya berangkat, ya.”

                       “Kamu  sudah  sarapan,  Nak?” dari  balik  pohon  ketela  yang
                  berjejer di samping pondok, nenek mengingatkan Indara Pitara.

                       “Iya, sudah, Nek.”

                       “Baiklah, hati-hati ya, Nak. Di atas bangku itu ada beberapa

                  potong singkong dan air minum yang sudah Nenek siapkan. Bawalah
                  sebagai bekalmu di jalan.”

                       “Wah,  Nenek  sudah  repot-repot  ini.  Padahal,  perjalanan  ke

                  kota raja tidak terlalu jauh. Lagian Nek, saya juga hanya berjalan-

                  jalan saja. ”
                       “Meskipun tidak jauh, lebih baik kalau kamu bawa bekal, paling

                  tidak bawa air minum.”

                       “Baiklah, Nek. Saya berangkat dulu.”

                       Sambil  bersiul-siul  Indara  Pitara  berjalan  riang  menyusuri
                  pinggir-pinggir hutan. Hatinya tak henti-hentinya memuji pencipta








                                                           22
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35