Page 49 - Sultra-Raja Indara Pitara
P. 49
besar.
Seminggu kemudian Indara Pitara bangun. Ia sudah kembali
pada wujudnya yang sebenarnya sebagai seorang pemuda tampan.
Ia segar bugar dan sehat kembali. Ia berjalan kembali untuk
mencari sesuatu yang bisa mengantarnya ke langit.
Tiba-tiba ada yang menegurnya.
“Indara Pitara, saya lihat kamu kelihatan kebingungan.
Berjalan seperti orang tak tentu arah,” tegur Uwencina .
1
“Iya, Teman. Saya mau menuju kayangan, tetapi saya tidak
tahu bagaimana caranya.”
“Mau ke kayangan saja kamu kebingungan begitu. Gampang
itu, saya bisa mengantarmu ke sana.”
“Betulkah? Bagaimana caranya?” Suara Indara Pitara
terdengar sangat gembira.
Tiba-tiba saja rotan itu sudah mengitari tujuh bukit dan tujuh
lembah. “Naiklah, Indara Pitara. Injaklah cincin yang melekat
pada tubuhku.”
Sesuai dengan petunjuk Uwencina, Indara Pitara naik dengan
menginjak cincin-cincin yang ada di sepanjang tubuh Uwencina.
Tak berapa lama tibalah ia di kayangan, tepat di depan pintu
istana bidadari. Semua penduduk kayangan merasa kaget dengan
kehadiran Indara Pitara. Mereka berpikir bahwa orang yang
mampu naik ke kayangan tentunya bukan manusia sembarangan.
“Hei, Manusia. Apa gerangan yang membawamu ke mari?”
tegur raja kayangan yang melihat Indara Pitara berdiri di pintu
kayangan menegurnya.
“Saya kemari hendak mencari buah Kungkumbulawa. Buah
itu akan digunakan untuk mengobati raja kami yang sedang sakit
1 tumbuhan semacam rotan
41