Page 52 - Sultra-Raja Indara Pitara
P. 52

kayangan. Matanya langsung tertuju pada seberkas cahaya yang

                  ada di atas salah satu tempat tidur.

                       “Tak salah lagi, cahaya itu pasti cahaya dari tubuh kunang-

                  kunang.” Dengan penuh keyakinan, Indara Pitara menunjuk bahwa
                  itulah tempat tidur bidadari bungsu.

                       Raja kayangan merasa kagum setelah mendapat laporan bahwa

                  jawaban Indara Pitara benar. Ia segera memanggil Indara Pitara.
                       “Selamat, Indara Pitara. Kamu telah berhasil menyelesaikan

                  ujian yang kedua dengan baik. Sekarang kamu harus menyelesaikan

                  ujian yang ketiga atau ujian yang terakhir. Kalau kamu berhasil

                  menyelesaikan  ujian ini  dengan  baik, saya  sendiri  yang  akan

                  mengantarkanmu untuk mendapatkan buah yang kamu cari.”
                       “Baiklah, Tuan. Apa gerangan ujian yang ketiga itu?”

                       “Begini, ini  ada  satu  liter  biji  wijen.  Sebarlah  di belakang

                  istana.”
                       “Hanya  itu, Tuan?” Dalam  hati  Indara  Pitara  bersorak.  Ia

                  merasa ujian ketiga ini sangatlah mudah.

                       “Iya.  Kalau  kamu  sudah  selesai  menebarnya,  kembalilah

                  menghadapku.”

                       “Baiklah,  Tuan.”  Indara  Pitara  pun  segera  berlalu  menuju
                  tempat  yang  dimaksud  oleh  raja  kayangan.  Dalam  waktu  yang

                  tidak terlalu lama, Indara Pitara sudah selesai menebar satu liter

                  wijen. Ia pun kembali menghadap raja kayangan.
                       “Biji wijen itu sudah saya sebar, Tuan. Apakah sekarang saya

                  bisa mengambil buah Kungkumbulawa?”

                       “Oh begitu? Begini Indara Pitara, tadi ada kesalahan tempat

                  untuk menebar wijen itu. Bukan di situ, tetapi di tempat yang lain.

                  Jadi, kamu harus mengumpulkan kembali wijen itu dan sebar di
                  sana.” Raja kayangan menunjuk sebuah bukit yang dekat dengan








                                                           44
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57