Page 56 - Sultra-Raja Indara Pitara
P. 56

“Kamu  tidak  bisa  menghalangiku  begini.  Waktu  saya  di

                  kayangan ini tidak banyak.”

                       “Tidak bisa. Kamu akan tetap di sini atau saya harus ikut ke

                  bumi.”
                       “Bagaimana  cara  saya  melepaskan  diri  dari  bidadari  bungsu

                  ini?  Bagaimana  saya  harus  memberinya  pengertian?”   Indara

                  Pitara berpikir keras.
                       “Begini bidadari bungsu, kalau saya di sini terus, buah ini tidak

                  akan dapat digunakan untuk menyelamatkan raja. Saat ini, sosok

                  raja sangat dibutuhkan untuk mengatasi pertikaian keluarga. Kalau

                  raja mangkat dalam waktu-waktu seperti ini, kehidupan kerajaan

                  akan kacau-balau. Apakah kamu tega melihat penderitaan seluruh
                  rakyat  di bumi?”  Indara  Pitara  bicara panjang  lebar  berusaha

                  memberikan pengertian kepada bidadari bungsu. Bidadari bungsu

                  hanya terdiam.
                       “Kita juga tidak mungkin bisa bersama. Orang tuamu pasti tidak

                  akan mengizinkan kamu untuk mengikutiku ke bumi. Sementara,

                  saya  juga  tidak  mungkin  tinggal  di kayangan  ini.  Tugas  saya  di

                  bumi sangat banyak.”

                       Tak ada reaksi dari bidadari bungsu. Namun, tak lama kemudian
                  ia  berdiri  dan  beranjak  dari  tangga.  Tanpa  berkata  apa-apa,  ia

                  berlalu dari pandangan Indara Pitara.

                       Hati  Indara  Pitara  lega.  Ia  bersyukur  dapat  memberikan
                  pengertian  kepada  bidadari  bungsu.  “Mudah-mudahan  hati

                  bidadari bungsu tidak terluka karena ini.”

                       Tanpa  berpikir  panjang  Indara  Pitara  pun  bergegas  menuju

                  bumi.  Indara  Pitara  tiba  di  pondok  nenek.  Tak  lama  kemudian,

                  utusan  raja  datang  untuk  memanggil  Indara  Pitara  agar
                  menyerahkan buah Kungkumbulawa.

                       Indara Pitara menoleh ke arah nenek dengan pandangan sejuta
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61