Page 17 - Cerita Raja Sinadin
P. 17

yang  tadinya  bergerak  ditiup  angin  sepoi  tampak
            seperti berpenghuni dan digerakkan oleh makhluk aneh.

            Makhluk aneh tersebut terasa berdiam di balik rimbunan

            tiap-tiap pohon.

                 “Pak, ada apa ini? Apa kita salah mengambil bambu
            timiang dan rebung ini?” ujar Ibu Sani kepada suaminya.

                 “Mungkin saja, Bu. Apa sebaiknya kita minta maaf

            dan mengembalikan bambu timiang serta rebung muda

            ini pada tempatnya? Namun, yang jelas bambu timiang
            dan  bambu  muda  ini  pasti  tidak  akan  hidup seperti

            semula. Tuhan, tolonglah kami,” pinta Pak Tohari dalam

            ketakutannya.

                 Suara tangisan di rimbunan bambu tersebut sema-
            kin jelas menandakan bahwa suara tersebut betul-betul

            suara tangisan bayi manusia. Perlahan rasa ketakutan

            keduanya  berkurang  setelah  suara  tangisan  tersebut

            semakin keras dan menyayat. Harapan akan hadirnya
            bayi  dalam  kehidupan  Pak Tahori  dan  Ibu  Sani  lebih

            mendorong mereka untuk  memberanikan diri mendekati

            sumber suara tersebut. Alangkah terkejutnya mereka.






                                          10
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22