Page 20 - Sampul dan Cerita Buah Ajaib
P. 20

itu tidak akan mampu. Tebersitlah keinginan Pak Diman
            untuk membuang anak-anaknya.

                 Malam itu, Pak Diman sangat gelisah, matanya
            tidak  mau  dipejamkan.  Dia  sudah  berusaha  tidur,

            tetapi matanya terus menerawang  ke atas. Teringat
            olehnya  beban  berat  yang  akan  dipikulnya.  Sekarang

            ini, ada tujuh anak yang harus diberi makan dan segala
            kebutuhan lainnya.  Dalam  hati  dia  berpikir apa  yang

            harus  dilakukannya  agar  semua  kebutuhan  anak-
            anaknya terpenuhi. Sawah atau kebun dia tidak punya.

            Jadi,  bagaimanalah  nasib  ketujuh  anaknya  itu  nanti.
            Akhirnya, menjelang dini hari baru Pak Diman tertidur.

            Terlihat  wajahnya  suram  karena  memikirkan  beban
            berat yang sedang dihadapinya.

                 Bunyi ayam berkokok dan kicauan burung
            menyambut  suasana  pagi  dengan  suka  cita.  Seperti

            biasanya keluarga Pak Diman terlihat sibuk mengambil
            peralatannya untuk bertani dan berkebun. Setiap hari

            dia dan istrinya harus mencari atau menawarkan jasa
            kepada pemilik kebun atau sawah supaya mempekerjakan

            mereka.  Hari  itu  teriknya  sinar  matahari  seakan
            membakar tubuh mereka yang terus berjalan sekeliling

            hulu Sungai Indragiri. Mereka sepertinya sedang diuji


                                          10
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25