Page 24 - Sampul dan Cerita Buah Ajaib
P. 24

3. DIBUANG



                 Pada suatu hari, terlihat Pak Diman marah besar
            kepada  anak-anaknya.  Sore  itu  dia  baru  pulang

            mengambil upah di kebun karet milik orang. Cuaca terik
            sekali  siang  itu,  letak  kebun  karet  sangat  jauh  dari

            rumahnya. Karena merasa letih, Pak Diman marah ketika
            mendapati tudung saji telah kosong. Dia yakin semua ini

            ulah anak-anaknya yang lupa dan menghabiskan semua
            makanan tanpa memikirkan orang tuanya. Peristiwa

            tersebut membuat Pak Diman merasa kecewa.
                 Pak Diman duduk berdua  dengan istrinya.

            Pembicaraannya  sangat  serius  dan  mereka  tidak
            ingin ketujuh anaknya mendengar apa yang sedang

            mereka bicarakan. Pak Diman mengawalinya dengan
            mengatakan,  “Adik,  bagaimana  sebaiknya  dengan

            semua anak-anak kita. Mereka semakin besar dan
            membutuhkan banyak biaya.  Keadaan kita semakin

            hari bertambah payah, karena sulit mendapatkan
            pekerjaan.  Lagipula  apa  yang  dapat  mereka  lakukan

            dengan keterbatasan yang mereka miliki.” Pak Diman
            berkata dengan wajah serius.





                                          14
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29