Page 25 - Sampul dan Cerita Buah Ajaib
P. 25

Ketika mendengar perkataan Pak Diman, wajah Bu
            Diman terlihat sedih. Dia tidak menyangka suaminya

            akan berkata seperti itu. Bu Diman menjawabnya
            dengan mata berkaca-kaca. “Abang, mengapa berkata

            seperti itu? Mereka adalah anak kandung kita. Allah
            sudah menitipkannya kepada kita supaya menjaga dan

            memberikan kasih sayang. Abang jangan menyesalinya,
            bukankan Allah telah mengabulkan doa kita,”sahut

            istrinya dengan suara memelas.
                 Saat mendengar perkataan istrinya, Pak Diman

            merasa kecewa. Entah apa yang ada dalam pikirannya
            saat itu sehingga dia ingin membuang anak-anaknya ke

            dalam hutan. Saat itu hanya pikiran jelek tersebut yang
            ada dalam pikiran laki-laki  itu. Semakin hari, ketujuh

            anaknya semakin besar, kebutuhan hidup mereka
            bertambah banyak. Terkadang jatah makan mereka

            berdua disantap oleh anak-anaknya itu sehingga
            timbullah niat untuk menyingkirkan anak-anaknya.

                 Lelaki itu menyampaikan keinginannya kepada
            sang istri. Istrinya dengan berat hati mengikhlaskan

            apa  yang  akan  dilakukan  oleh  lelaki  itu  walaupun  dia
            sangat kecewa dengan keputusan suaminya. Naluri

            seorang ibu yang telah mengandung selama sembilan


                                          15
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30