Page 32 - Sampul dan Cerita Buah Ajaib
P. 32

Jangan  pergi  jauh-jauh  dan  tetap  berpegangan  pada
            abang yang lain. Jika adik pergi ke tengah, kami takut

            adik nanti hanyut karena kamu tidak bisa berenang.”
            Si bungsu terlihat  mengangggukkan kepalanya tanda

            mengerti dan paham maksud abangnya.
                 Tidak terlalu lama berjalan, akhirnya sampai juga

            tujuh saudara itu di tepi Sungai Batang Cenaku. Saat itu
            musim kemarau sehingga air sungai tidak terlalu deras

            dan  si  bungsu  bisa  bermain  air  sepuasnya.  Si  bungsu
            berteriak kegirangan, “Asyik, awak dah sampai di tepi

            sungai. Awak nak bengenang dan main ayie sesuko atie.
            Ayuuukk la, Bang. Awak masuak ke dalam sungai nih.”

            Si bungsu mengungkapkan rasa gembiranya dengan
            menggunakan logat kampung khas Indragiri. Saat

            itu  dia  tidak  sedih  lagi  ditinggal  orang  tuanya.  Dia
            sudah menerimanya dengan ikhlas setelah mendengar

            penjelasan dari kakak-kakaknya.
                 Untuk  beberapa  saat  terlihat  kakak  beradik  itu

            mandi di tepi sungai. Mereka larut dalam suasana
            gembira  karena  air  sungai  itu  sangat  sejuk.  Mereka

            sangat kompak, seperti siang itu, canda ria mereka
            terdengar riuh mengalahkan deburan ombak di sungai.

            Mereka benar-benar gembira dan sangat menikmatinya.


                                          22
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37