Page 53 - Cerita Karena Berebut Kelekak
P. 53
penduduk di tengah malam. Akhirnya saya tetap di dekat peti
itu terus-menerus supaya tidak berbunyi. Saya merenung.
Akhirnya saya menyadari bahwa saya sebagai ketua adat
tidak boleh enak sendiri. Saya pun berjanji di hadapan peti
duku bahwa saya akan membagikan duku-duku itu kepada
semua yang suka besoknya. Setelah itu, saya pun tidur dan
suara aneh pun hilang.”
Datuk Legam menganguk-angukkan kepala ketika Datuk
Pati bercerita. Dia seakan-akan seperti berada dalam cerita
itu.
“Begitulah yang saya alami, Datuk Legam.”
“Memang mirip dengan kejadian yang saya alami,” kata
Datuk Legam.
“Kejadian itu membuat saya sadar bahwa sebagai
ketua adat saya harus bertindak lebih bijaksana dan
lebih mengutamakan kepentingan masyarakat daripada
kepentingan diri sendiri atau keluarga.”
“Benar, Datuk Pati. Alam sepertinya selalu mengawasi
dan mengingatkan kita supaya berbuat baik.”
“Ya, Datuk Legam. Alam seperti punya mata dan
telinga.”
Mendengar tuturan Datuk Legam, Datuk Pati menjadi
iba dan menyilakan Datuk Legam dan rombongan tinggal di
43