Page 13 - Sabeni Jawara dari Tanah Abang
P. 13
“Amin. Semoga doa Nyak terkabul.”
Rojali dan Somad bergantian mencium tangan dan
pipi ibunya. Mereka lalu melangkahkan kaki keluar rumah.
Langkah demi langkah akhirnya mereka sampai di Pasar
Tanah Abang.
“Wah, ramainya,” kata Rojali terkagum-kagum melihat
keramaian Pasar Tanah Abang.
Mereka juga bimbang apakah mampu hidup di tengah
keramaian Pasar Tanah Abang.
“Bang, Pasar Tanah Abang sangat ramai. Pedagang
dan pembeli dari berbagai daerah berkumpul. Mampukah
kita hidup di tengah keramaian ini?”
“Ya, Bang, Pasar Tanah Abang amat ramai,” kata
Somad.
“Kamu jangan ragu begitu. Mari kita dekati keramaian
itu.”
“Somad tidak ragu, Bang.”
“Mengapa kamu berkata begitu,” sela Rojali.
“Somad ingat pesan Nyak bahwa kita harus berhati-
hati.”
“Oke, kalau itu yang kamu pikirkan. Mari kita masuk
ke tengah keramaian Pasar Tanah Abang!” ajak Rojali penuh
harapan.
“Siap, Bang!”
6