Page 16 - Sabeni Jawara dari Tanah Abang
P. 16

“Sesuai dengan kemampuan,  kami akan bekerja
            menjadi kuli panggul di Pasar Tanah Abang.”

                    “Mampu kalian menjadi kuli panggul?”

                    “Kami  akan  mencobanya.  Mudah-mudahan  kami
            mampu.”

                    “Nyak tidak malu ‘kan jika kami bekerja sebagai kuli
            panggul di Pasar Tanah Abang?” tanya Somad.

                    “Mengapa malu? Bukankah kuli panggul merupakan
            pekerjaan yang mulia?”

                    “Ya, Nyak. Menjadi kuli panggul lebih mulia daripada
            menjadi penipu.”

                    “ Bagaimana dengan tetangga?” sela Somad.

                    “Mereka pasti akan mengejek kita,” sela Rojali.
                    “Kalian jangan berpikir begitu. Mereka juga seperti

            kita. Jadi, mereka tidak mungkin mengejek kalian.”
                    Mereka lalu terdiam. Pikiran Rojali melayang-layang

            mengingat masa lalu ketika ayahnya masih hidup.

                    “Nyak, andai saja kami dulu bisa selesai  sekolah,
            tentu kami dapat  mencari  pekerjaan bukan sebagai kuli
            panggul. Kami sungguh menyesal mengapa kami dulu tidak

            sekolah. Padahal, ketika Babeh masih hidup, Babeh  sanggup
            membiayai sekolah.”









                                          9
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21