Page 17 - Sabeni Jawara dari Tanah Abang
P. 17
Rojali dan Somad amat menyesal menyia-nyiakan
kesempatan pada waktu itu. Mereka juga merasa berdosa
karena dulu tidak menurut perintah orang tua.
“Kalian tidak perlu menyesal! Terimalah kenyataan
yang ada!”
“Ya, Nyak,” jawab Rojali dan Somad.
“Sekali lagi Nyak tidak malu kalian bekerja sebagai
kuli panggul.”
“Nyak memang tidak apa-apa. Namun, kami yang
membuat malu Nyak kepada tetangga.”
“Sudahlah, pekerjaan itu kalian terima saja. Jangan
kalian berandai-andai. Hadapilah masalah hari ini dengan
tegar,” kata sang ibu.
Malam telah tiba. Rojali dan Somad cepat-cepat pergi
tidur karena esok hari mereka harus bekerja.
Hari pertama bekerja, hanya satu dua orang yang
menyuruh mereka. Hari berikutnya sampai sebulan
lamanya belum banyak orang yang menyuruh mereka. Upah
yang mereka peroleh pun tidak banyak sehingga mereka
mengeluh.
“Nyak, setiap hari kami hanya memperoleh upah
tidak seberapa,” keluh Rojali.
“Ya, Nyak. Belum banyak orang yang menyuruh kami,”
kata Somad.
10