Page 19 - Sabeni Jawara dari Tanah Abang
P. 19
“Nyak memaklumi. Sebagai pekerja baru, kalian tentu
belum banyak dikenal,” jawab ibunya.
“Kami sudah satu bulan lamanya bekerja. Satu bulan
bukanlah waktu yang singkat.”
“Wajarlah jika kalian belum banyak memiliki
pelanggan. Kalian harus sabar, jangan mudah berputus asa.”
Rojali dan Somad hanya mengangguk-angguk. Mereka
memperhatikan nasihat ibunya. Mereka sadar bahwa bekerja
selama satu bulan belumlah lama.
Semakin hari mereka semakin dikenal orang. Banyak
orang yang meminta jasanya untuk membawakan barang-
barangnya, bahkan mereka mulai kewalahan. Kali ini Rojali
dan Somad bisa membawa uang banyak. Semua uang yang
diperolehnya itu diserahkan kepada ibunya. Ibunya terkejut
melihat uang sebanyak itu.
“Dari mana uang sebanyak ini?”
“Uang itu kami peroleh dari orang-orang yang
meminta tolong kepada kami,” jawab Rojali.
“Betul, Nyak, apa yang dikatakan Rojali,” jelas Somad.
“Mengapa sebanyak ini, tidak seperti hari-hari yang
lalu?”
“Apakah Nyak lupa?
“Lupa bagaimana?”
12