Page 43 - Sabeni Jawara dari Tanah Abang
P. 43
“Ayo, bangun!” pinta Pak Sabeni.
Wowok tidak menjawab sepatah kata pun. Dengan
pelan dia bangun. Kemudian, dia duduk sambil mengatur
napas. Matanya memandangi Pak Sabeni.
“Kalau merasa belum kalah, ayo, lanjutkan
pertarungan ini!”
Wowok segera berdiri. Dengan gerak cepat dia
menyerang Pak Sabeni. Kakinya yang panjang menendang
dada Pak Sabeni. Hampir saja Pak Sabeni jatuh. Akan tetapi,
Pak Sabeni telah memasang kuda-kuda.
“Uh, tidak dapat kurobohkan,” kata Wowok dalam
hati.
“Tendanganmu itu belum seberapa. Sepuluh kali pun
tendanganmu yang keras tidak akan mampu merobohkanku.”
“Hai, orang tua! Janganlah sombong dulu! Malu nanti
jika aku dapat mengalahkanmu.”
“Aku tidak sombong. Kenyataannya seranganmu itu
belum seberapa.”
Tenaga Wowok terkuras. Kakinya gemetaran seperti
orang tidak makan beberapa hari. Keringatnya bercucuran.
Dia lalu duduk beristirahat.
Pertarungan ketiga terjadi amat seru. Kepandaian
silat Juned lebih baik jika dibandingkan dengan kepandaian
silat Bewok dan Wowok. Dalam pertarungan itu, Pak
Sabeni terdesak oleh serangan Juned. Pak Sabeni terpojok
36