Page 52 - Sabeni Jawara dari Tanah Abang
P. 52
“Benar, Nyak. Pak Sabeni memberikan uang ini untuk
bekal lamaran nanti,” kata Somad.
“Lamaran?” tanya ibunya keheranan.
“Iya, Nyak. Bang Rojali akan melamar Salamah, putri
Pak Sabeni. Karena Bang Rojali tidak mempunyai uang
untuk melamar Salamah, Pak Sabeni memberinya uang,”
jelas Somad.
Pada hari yang telah ditentukan, Rojali bersama ibu
dan para tetangganya datang bersilaturahmi ke rumah Pak
Sabeni. Kedatangan mereka disambut oleh keluarga Pak
Sabeni dan istri serta para tetangganya.
“Silakan masuk, Nyak!” sambut Pak Sabeni dan istri
sambil menjabat tangan ibu Rojali.
“Terima kasih,” jawab ibu Rojali sambil
membungkukkan badan. Rojali yang berada di samping
ibunya bergegas menjabat dan mencium tangan Pak Sabeni
dan istri Pak Sabeni. Begitu pula saudara-saudara Rojali
dan para tetangga berjabat tangan dengan Pak Sabeni dan
istri Pak Sabeni. Satu per satu mereka masuk ke rumah Pak
Sabeni.
Keluarga Pak Sabeni dan keluarga ibu Rojali
berkumpul. Dengan disaksikan oleh kedua keluarga, ibu
Rojali menyerahkan uang pinangan kepada Pak Sabeni dan
istri. Selanjutnya, mereka membicarakan rencana pesta
pernikahan.
45