Page 10 - Cerita Sai Ngugha Si Pemberani
P. 10

dari susunan dedaunan dan kayu itu pernah pula roboh
            diterpa angin. Walaupun sering kali diperbaiki, tetapi

            kini telah pula mulai lapuk.

                 Begitu  pula  pakaian  yang  dipakai.  Tiadalah  pula

            mereka  memiliki  gaun  yang  indah-indah,  melainkan

            hanya  gaun  lama  dengan  jahitan  tangan  yang  tak

            beraturan  terlihat  pada  tambal-tambalan  dari  kain

            yang sobek.  Terlihat pula dari warna pakaian mereka

            yang memudar tanda telah lama digunakan.

                 Setiap  hari,  ketujuh  anak  perempuan  itu  turut
            orang tuanya ke hutan untuk mencari bahan makanan

            sehari-hari dan juga kayu bakar. Hari berganti bulan.

            Bulan  menuju  tahun.  Mereka  jalani  kehidupan  penuh

            kesulitan.  Mereka  menghadapinya  dengan  penuh

            kesabaran.

                 Kegiatan sehari-hari mereka tak lain hanya pergi

            ke hutan. Tentu hanya untuk makan, sekadar mencari
            pengganjal perut. Tak selalu mereka mendapati bahan

            makanan  yang  bisa  ditukar  atau  dijual.  Karena  tak

            ada yang ditanam, mereka hanya mengambil umbi dan




                                          3
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15