Page 11 - Cerita Sai Ngugha Si Pemberani
P. 11

jamur-jamuran  di  hutan.  Bila  ada  tanaman  berbuah
            atau  tangkapan  buruan,  itulah  yang  dimakan  dan

            dibawa pulang. Itu pun tak pasti. Begitu berulang hari,

            terus berganti tahun.

                 Sampai  pada  suatu  hari,  orang  tua  gadis-gadis

            yang  malang  ini  ingin  mengubah  kehidupan  mereka.

            Kesulitan  dan  kesusahan  seakan  terus  dialami.  Tidak

            ada perubahan meski bertahun-tahun kehidupan telah

            dijalani.

                  “Berat sungguh hidup ini kita jalani. Tak juga kita
            dapat lepas dari kemiskinan ini,” ujar Mak Salimah, ibu

            ketujuh gadis tersebut.

                 “Telah  pula  doa  dan  pinta  kita  panjatkan.  Habis

            sudah  kata  yang  ingin  diucapkan.  Perkenan  Tuhan

            belum tercurah kepada keluarga kita,” kata Pak Sam,

            suaminya.

                 “Perlukah pengorbanan kita lakukan? Seperti Nabi
            Ibrahim  merelakan  Ismail,  sebagai  bentuk  kesetiaan.

            Bila itu diperlukan, ujian itu pun akan kupenuhi,” sendu

            hati sang ibu melihat ketujuh anaknya.




                                        4
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16