Page 22 - Cerita Sai Ngugha Si Pemberani
P. 22
Si bungsu Sai Ngugha, berusaha menghibur keenam
saudaranya. Tiba-tiba Ngugha teringat oleh sukanya
ia terhadap kicauan burung-burung yang bersarang di
hutan. Sebelum berangkat tadi, ia membawa biji jagung
yang sengaja ditebarnya untuk burung-burung yang ada
di hutan. Tentulah jika mereka beruntung dan jagung
tersebut belum dimakan oleh burung-burung, mereka
akan dapat menemukan jalan pulang dengan mengikuti
jejak butiran jagung tadi.
“Jangan bersedih, Yunda. Kita akan dapat
berkumpul kembali dengan Ayah dan Ibu. Sebelum
kita pergi dengan Ayah ke hutan ini, aku membawa biji
jagung. Biji itu aku tebar di sepanjang jalan yang kita
lalui. Tadi kuharap burung akan memakan biji jagung
tersebut, tetapi sekarang marilah kita sama-sama
berdoa agar bji-biji jagung yang kutebar tersebut luput
dari patukan paruh burung-burung.
“Mari kita ikuti jejak biji jagung yang kutebar tadi.
Kita pasti dapat berkumpul lagi bersama orang tua
kita,” cerita Sai Ngugha kepada saudaranya.
15