Page 24 - Cerita Sai Ngugha Si Pemberani
P. 24

rupanya telah mengintai dan memakan butiran jagung
            yang telah disebar Sai Ngugha.

                 Ketujuh  gadis  merasa  lemas,  tadinya  mereka

            merasa  ada  sekerlip  cahaya  yang  akan  membimbing

            mereka pulang ke rumah. Kini seakan sekerlip cahaya

            itu sengaja direnggut dengan tidak berperikemanusiaan

            oleh makhluk apa pun itu.

                 Semakin  malam,  suara-suara  penghuni  hutan

            makin jelas terdengar. Burung hantu mulai terbangun

            dari peraduannya, mulai beruhu-uhu saling memanggil
            kawanannya. Sesekali terdengar kepak kelelawar yang

            terasa dekat di telinga mereka.

                 Suasana      hutan    yang     gelap    gulita   seolah

            membutakan  mata  mereka.  Ketujuh  saudara  tersebut

            berjalan  tersaruk-saruk.  Sesekali  tersandung  akar-

            akaran  yang melintang di bagian  hutan  yang mereka

            lewati.
                 Sampai  pada  akhirnya,  mereka  tak  sanggup  lagi

            berjalan. Tangis mereka pecah satu per satu. Mereka







                                         17
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29