Page 28 - Cerita Sai Ngugha Si Pemberani
P. 28

hutan  yang  dalam.  Sesekali  mereka  menjumpai  bina-
            tang-binatang  buas  yang  membuat  mereka  lari  dan

            sembunyi dengan gemetar.


                 Sai  Ngugha,  yang  telah  terbiasa  ikut  berburu

            bersama  ayahnya  sama  sekali  tidak  merasa  gentar

            dengan kehidupan liar yang ada di dalam hutan. Hanya

            saja, ia merasa iba terhadap saudara-saudaranya yang

            terbiasa  tinggal  dan  bekerja  menolong  ibu  mereka  di

            rumah. Dalam keadaan seperti ini tak putus harapan Sai
            Ngugha karena hanya dengan sikap optimisnya mereka

            akan saling menguatkan.

                 Sejak  bekal  mereka  habis,  mereka  harus

            membiasakan  diri  dengan  menyantap  makanan  yang

            tersedia  di  hutan.  Mereka  pun  jadi  terbiasa  hidup

            dengan  memakan  umbi-umbian,  jamur,  dan  apa  pun

            yang dapat mereka temukan di hutan.

                 Perjalanan  yang  menggentarkan  itu  akhirnya

            berakhir ketika pada akhirnya pepohonan mulai jarang
            dan  sinar  mentari  terang  menyinari  jalan  setapak.

            Mereka sampai ke tepian sebuah ladang jagung.



                                         21
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33