Page 38 - Cerita Sai Ngugha Si Pemberani
P. 38

Suatu  pagi, Sai  Ngugha  pergi  memetik  bunga-
            bungaan yang ia tanam di ladangnya. Sepulangnya Sai

            Ngugha dari ladang, ia mencium harum masakan yang

            sangat  sedap yang  datang  dari  rumahnya.  Dengan

            sangat  keheranan,  ia  bergegas  mendatangi  sumber

            harum masakan tersebut. Alangkah terkejutnya ketika

            dijumpainya tak ada seorang pun di dapurnya. Hanya

            ada bangau tua yang berdiam di depan tungku. Bangau

            itu sebenarnya cantik, tetapi karena tua, bulunya telah

            rontok  sehingga  kulitnya  kelihatan  berkerut-kerut.
            Kepala bangau itu botak sampai dengan lehernya.

                  “Betul, akulah  yang  memasaknya.  Aku dikutuk

            penyihir  karena  telah  masuk  ke hutan  dan  memburu

            rusa emas kesayangannya. Tolonglah bantu aku,” pinta

            bangau itu kepada Sai Ngugha.

                 “Bagaimana  caranya  wahai,  Bangau?  Aku  tidak

            memiliki kemampuan ataupun kesaktian apa pun,” ujar
            Sai Ngugha.

                  “Rebuslah  daun  bunga  mawar  merah  yang

            kaumiliki itu, lalu mandikanlah aku di Way Rilau. Akan




                                         31
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43