Page 45 - Sulbar-Samba Paria
P. 45

sayang.  “Siapa  yang  sudi  menjadi  permaisuri
                raja yang zalim dan bengis itu? Aku tidak pernah

                jadi permaisurinya. Aku disekapnya dan tidak

                boleh  menemuimu.  Aku  hanya  bisa  menangis
                dalam sekapan. Tiap hari aku intip pohon kelor
                yang  Adik  tanam  untuk mengetahui  keadaan

                Adik. Di saat yang tepat aku berhasil melarikan

                diri dari sekapan raja bengis itu.”
                     “Ya,  Kakakku.  Keterlaluan  ulah  raja  yang
                zalim dan bengis itu. Kita kakak beradik saja

                dipisahkannya secara paksa. Kakak, bagaimana

                kalau  raja  bengis  itu  menyusul  kemari  dan
                kembali menculik Kakak?”
                     “Tenang saja, Adikku. Kakak telah berpikir

                untuk mempersiapkan sesuatu. Adik tidur di sini

                saja ya, Kakak akan melakukan sesuatu.”
                     “Ya, Kak. Hati-hati saja, Kak.”















                                          37
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50