Page 13 - Bengkulu-Sang Piatu Menjadi Raja
P. 13

pintar  alias  bodoh.   Kalau  malas  berlatih  bekerja,
            ototnya  lemah,  kalu  bekerja  cepat  lelah,  dan  ia  tidak
            akan terampil bekerja,” ujar Nenek yang bersemangat
            memberi pelajaran hidup kepada cucunya.

                   “Cacam..,  setuju, Nek, aku  tidak  mau  berotak
            bodoh, berotot lemah, dan malas bekerja,” jawab sang
            Piatu menimpali omongan neneknya.
                   Sambil  bercakap-cakap  mereka  terus  bekerja,

            dengan berbagi tugas, sang Piatu menggali tanah dengan
            garpu, sang Nenek menggemburkannya dengan cangkul.
            Sebelum ditanami, tanah gembur itu dilubangi sepuluh
            sentimeter  dan  diberi  pupuk  kandang  yang  diaduk

            dengan tanah.  Kemudian, tanah dan pupuk kandang di
            setiap lubang yang akan ditanami itu ditutupi dengan
            jerami dan rumput kering agar tetap lembab dan tidak
            tergerus oleh curahan air hujan. Setelah dibiarkan kira-

            kira tiga hari, lubang-lubang tanah yang sudah diberi
            pupuk itu ditanami dengan bibit sayuran yang dicabut
            dari tempat persemaiannya.
                   Bibit cabai dan tomat yang sudah tumbuh kira-

            kira    tingginya  dua  puluh  sentimeter  di  persemaian
            dicabut dengan hati-hati kemudian ditanam di lubang
            yang  sudah  disediakan,  dengan  jarak  setengah  meter
            antara    satu  dengan  lainnya.  Adapun  mentimun  dan

            kacang panjang ditanam dengan cara, bijinya langsung
            ditanam  di  pematang  yang  digemburkan  itu  dengan




                                          6
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18