Page 27 - Bengkulu-Sang Piatu Menjadi Raja
P. 27

Belajar Salat dengan Raja Mulia







                    Suatu  hari  sang  Piatu  meminta  izin  kepada

            neneknya untuk belajar mengaji dan salat di Pesirahan
            Kedurang (setingkat wilayah kecamatan). “Nek, setelah
            berjualan,  saya  akan  ke rumah  Pesirah  Raja  Mulia,
            di  seberang  aiye  (kali) sana.  Saya  ingin  belajar  salat
            dan  mengaji  untuk  menambah  apa  yang  sudah  nenek

            ajarkan.”      Dalam  hati kecilnya  sang  Piatu  berkata,
            “Saya  ingin  hidup  seperti  Raja  Mulia  di  Pesirahan
            Kedurang. Pasti dia punya doa dan amalan yang bagus

            untuk meminta rezeki kepada Allah.” Ia lalu bercerita
            kepada neneknya. “Orang-orang di kampung seberang
            itu, Nek,  kalau  membeli  hasil  kebun  kita, uangnya
            banyak, berpakaian bagus-bagus, dan mereka tinggal di
            rumah panggung yang bagus.”

                    “Iya,  Cu,  tetapi  bagaimana  uang  nenek  hanya
            tinggal tiga rupiah,” ujar neneknya.
                    “Aku hanya minta satu rupiah saja, Nek,” jawab

            sang Piatu.
                   Sesampai di rumah Raja Mulia, ia ditanya, “Ada
            apa  kamu  datang  ke  sini,  sang  Piatu?”  tanya  Raja
            Mulia.




                                         20
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32