Page 28 - Bengkulu-Sang Piatu Menjadi Raja
P. 28
“Maafkan hamba, Yang Mulia, hamba mendengar,
Yang Mulia mengajar salat berjamaah dan mengaji.
Kalau boleh, hamba juga ingin belajar salat dan mengaji
dengan Yang Mulia,” kata sang Piatu dengan berani dan
penuh harap.
“Tentu saja boleh asalkan engkau membawa
uang,” jawab Raja Mulia.
“Iya hamba membawa uang, tetapi hanya ada
satu rupiah,” jawab sang Piatu.
“Wah, kalau hanya satu rupiah berarti hanya
cukup diajari sepatah kata saja.”
“Tidak apa-apa, Yang Mulia,” kata sang Piatu
penuh semangat.
“Kalau begitu, ikutilah perkataanku sang Piatu,
“Tidak mau dipaksakan sedikit,” kata Raja.
Sang Piatu mengulang ucapan Raja, “Tidak mau
dipaksakan sedikit.” Sang Piatu terdiam sejak. Dahinya
berkerut keheranan. Inikah doa setelah salat yang
bagus. Kemudian, ia berujar, “Apakah hanya itu saja
doamu setelah salat, Yang Mulia?”
“Ya, itu saja cukup buat kamu. Sekarang hafalkan
dan pulanglah! Jangan lupa, kerjakan salat setiap
waktunya, dan ucapkanlah bacaan doa itu,” pesan Raja
Mulia singkat.
Sang Piatu berpamitan pulang, sambil menghafal
dan memikirkan pesan guru mengajinya itu. “Tidak mau
21