Page 8 - Bengkulu-Sang Piatu Menjadi Raja
P. 8

Sang Piatu Belajar Salat




                   Pada  zaman  dahulu,  hiduplah  seorang  laki-laki
            yatim  piatu  dengan  neneknya  yang  tinggal  di  pondok
            ladang.  Sejak  ibu  bapaknya  meninggal  kira-kira

            sepuluh tahun yang lalu. Ia tinggal bersama neneknya
            di sebuah gubuk berbilik bambu di ladang yang ada di
            lereng  bukit  di  daerah  Bengkulu  Selatan.  Tempat  itu
            jauh dari perkampungan orang banyak. Di tengah dan

            di  beberapa  sudut  ladang  ada  beberapa  pohon  yang
            dibiarkan  tumbuh  untuk  peneduh.  Pohon-pohon  itu
            pun  digunakan  oleh  sang  Piatu  untuk  mengikat  tiang
            pancang baling-baling bambu yang senantiasa berputar

            menantang angin kencang.
                   Pondok bambu  dan  ladang  itu  dikelilingi  hutan
            yang masih ditumbuhi berbagai jenis pohon besar yang
            dahannya menjulur lebar disertai daunnya yang lebat

            bergumpal-gumpal. Beberapa pohon besar, batangnya
            ditumbuhi  kedaka yang  tumbuh  bersusun  berundak-
            undak. Batang-batang rotan pun tumbuh subur menjulur
            bersilangan dari satu pohon ke pohon yang lain.

                   Kini  usia sang Piatu menginjak  lima belas tahun.
            Setiap  hari ia belajar salat dari neneknya. Ia pun diajari
            bertani dan berdagang hasil kebun sedikit demi sedikit.





                                          1
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13