Page 10 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 10

Bibi  Sarudin seorang  janda  yang  miskin. la  hidup dari

             hasil sawah dan kebun yang tidak begitu banyak. Setelah tamat
             sekolah dasar, Sarudin tidak dapat melanjutkan pendidikannya
             karena bibinya tidak  memiliki biaya. la  sangat  sedih melihat
             kawan-kawannya pergi sekolah.

                   “Sudahlah,  Din. Jika kita  punya uang  nanti,  kamu  dapat
             sekolah lagi,” kata Bibi di suatu sore.

                   “Entahlah,  Bi ..., saya tidak yakin  dapat  melanjutkan
             sekolah.”


                   “Jangan begitu, Din.  Kamu  tidak boleh patah  semangat
             dan putus asa. Berdoalah agar nanti kamu dapat  melanjutkan
             sekolah,” sambung  Bibi. Ditatapnya anak  kakaknya itu dengan
             penuh kasih.

                   Kini Sarudin  sudah  beranjak  muda. la tumbuh  menjadi
             seorang pemuda yang gagah, berbadan tegap, berwajah tampan,
             dan berkulit kuning. Kesempurnaan fisiknya tidak membuat ia
             sombong dan tinggi hati. la sangat hormat kepada orang yang

             lebih tua, sayang kepada sesama yang muda, dan suka menolong
             orang yang membutuhkan pertolongan. Tutur katanya sangat
             sopan. la sangat disukai dan disenangi oleh warga desa Pasirluhur.
             Sarudin mulai mengolah  sawah dan kebun  peninggalan  orang
             tuanya. Hampir setiap hari Sarudin pergi ke sawah dan ke kebun.
             Penghasilan  sawah  dan  kebun  itu  diserahkannya  kepada  Bibi
             untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.








                                          4
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15