Page 11 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 11
KEGEMARAN MEMIKAT BURUNG
Sarudin mempunyai seorang sahabat karib yang bernama
Juarta. Ia sering menghibur, menemani, bahkan juga mengajak
Sarudin bermalam di rumahnya. Orang tua Juarta juga menyayangi
Sarudin dan menganggapnya seperti anak sendiri.
“Din ... Din ...,” panggil seseorang dari luar rumah.
“Hai Ta, tumben kamu datang sore-sore begini, ada apa?”
“Begini, Din, burung yang kamu beri minggu yang lalu
itu lepas. Sekarang aku tidak memiliki burung lagi. Kalau tidak
banyak pekerjaan besok, aku ingin mengajakmu memikat burung
di bukit,” ungkap Juarta.
“Oh ..., usul yang bagus, Ta. Saya memang sudah lama tidak
memikat burung. Saya juga ingin tahu apakah burung di bukit
kita ini masih banyak,” balas Sarudin dengan raut muka gembira.
“Kalau begitu, besok kita bertemu pukul 09.00 di rumahku,”
kata Juarta sambil menepuk bahu sahabatnya itu. Dengan
perasaan senang, ia berlalu meninggalkan Sarudin.
Keesokan harinya, pukul 09.15 dua sahabat karib itu
berjalan menelusuri perbukitan di sekitar desanya. Sarudin
membawa dua buah sangkar dan alat pikat.
5