Page 13 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 13

Demikian juga Juarta, ia membawa alat pikat dan sebuah

             sangkar.  Setelah  sampai  di sebuah  bukit,  Sarudin dan  Juarta
             berhenti dan mulai mempersiapkan alat pikatnya.

                   Sarudin memasang  pikat-pikat  di tempat  yang  mereka
             perkirakan banyak burung. Sarudin  bersiul beberapa kali
             menirukan  suara  burung.  Kedua sahabat  karib itu  kemudian
             bersembunyi di balik pohon sambil mengamatinya. Tidak terlalu
             sulit baginya memikat burung tersebut karena Sarudin memang
             pintar memikatnya. Kira-kira pukul 14.00 mereka sudah berhasil
             menangkap empat ekor burung. Mereka pulang dengan perasaan
             bangga dan bahagia.


                   Pada  sore hari, ketika  Sarudin duduk  di bangku  depan
             rumah sambil bersiul mengajak burung perkututnya bernyanyi,
             Bibi mengampirinya.

                   “Tadi siang Agan Amir datang mencarimu.”

                   “Lho, Agan Amir datang dari kota, Bi?” tanya Sarudin.


                   “lya ..., katanya sedang  libur  sekolah,” jawab Bibi sambil
             mengambil sepotong singkong.

                   “Din ..., Din ...,” panggil seorang pemuda dari pagar.

                   “Nah, itu Agan Amir datang,” kata Bibi.


                   Sarudin lari ke  pintu pagar  menyambut  sahabatnya itu.
             Mereka memang sudah lama tidak bertemu. Kedua sahabat itu
             berangkulan melepas rindu. Bibi menyaksikan keakraban mereka
             dengan terharu.



                                          7
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18