Page 14 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 14
Agan Amir putra seorang keluarga kaya di desa Pasirluhur.
la tinggal di kota dengan orang tuanya. Jika sekolah libur, ia datang
ke desa Pasirluhur mengunjungi neneknya. Bapaknya bernama
Abdul Basir dan sering dipanggil Juragan Pensiun. la masih ada
hubungan keluarga dengan Sarudin.
“Begini, Din. Saya ke sini selain ingin mengunjungimu, juga
ingin membawa pesan dari Bapak,” ungkap Agan Amir.
“Oh ..., ya. Apa pesan Juragan Pensiun?” tanya Sarudin.
“Bapak sangat ingin membeli seekor burung perkututmu.
Burung perkutut Bapak yang berbulu indah itu mati sebulan yang
lalu,” lanjut Agan Amir.
“Kalau begitu, kamu pilih saja sendiri mana yang bagus.”
“Saya yang memilih, Din?”
“Ya, pilih saja sendiri,” jawab Sarudin sambil berlalu ke
sumur. la ingin mengambil air untuk minuman burungnya.
“Saya ingin yang ini, Din?” ungkap Agan Amir sambil
menunjuk sangkar yang terletak di pojok.
“Kamu memang pintar memilih Gan. Burung itu saya beri
nama Bono. Bulunya lebih indah dari burung yang lain. Kamu
lihat sendiri. Ada warna biru, kuning, dan ungu. Suaranya juga
lebih bagus. Jika Bono bernyanyi, suaranya panjang dan merdu,”
jelas Sarudin. la kemudian naik ke atas bangku dan mengambil
sangkar burung tersebut.
8