Page 21 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 21

“Baik  Juragan.  Saya  akan  memikatnya  untuk  Juragan,”

             jawab Sarudin tanpa berpikir panjang.

                   “Tapi ..., kalau diizinkan,  saya ingin mengajak  seorang
             teman.  Daerah  Karawang  masih asing  bagi  saya.  Saya  belum
             pernah ke sana,” tambahnya.

                   “Boleh ... boleh. Kamu boleh membawa teman. Siapa nama
             temanmu yang akan kamu ajak Din”? jawab Juragan Pensiun. la
             senang sekali mendengar jawaban Sarudin.


                   “Juarta, Juragan. Ia teman saya di kampung dan mahir juga
             memikat burung”, balas Saruddin dengan gembira.

                   Ketika mereka sedang asyik membicarakan perkutut
             tersebut, datang  dua orang tamu.  Tamu  yang satu  berumur
             setengah baya. Juragan Pensiun menyapanya Pak Haji. Tamu yang
             satu lagi masih muda. la berusia dua puluh lima tahun. Wajahnya
             tampan  dan pakaiannya rapi. Juragan Pensiun memanggilnya
             Bara. Mereka tampaknya sudah saling mengenal. Sarudin ingin
             beranjak dari tempat duduknya dan bermaksud ke belakang. la

             merasa tidak baik dan tidak sopan mendengarkan pembicaraan
             orang lain.

                   “Kamu  di sini saja, Din. Tidak ada urusan yang  serius,
             bukan begitu Pak Haji?” tanya Juragan Pensiun kepada tamunya.

                   “lya. Kami hanya berkunjung karena kebetulan kami lewat
             di depan rumah ini,” jawab Pak Haji sambil tersenyum.


                   Sarudin yang  telah  mengangkat  pantatnya  dari kursi
             duduk kembali  dengan sopan. Kemudian, Juragan Pensiun


                                         15
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26