Page 29 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 29
Di sana mereka bertemu dengan dua orang laki-laki
yang masih muda. Laki-laki yang satu tinggi dan berbadan
tegap. Dadanya tampak bidang. la berpakaian seperti pendekar.
Celananya pangsi. Laki-laki yang satu lagi memakai kain
Samarinda yang disarungkan. Badannya juga tinggi dan besar.
“Hendak ke mana sahabat ini?” tanya laki-laki yang
berpakaian seperti pendekar.
“Kami hendak memikat burung perkutut liar yang
bersuara merdu,” jawab Sarudin.
“Seandainya terpikat, bolehkah burung itu saya beli. Saya
telah lama mendengar kehebatan burung itu,” kata laki-laki yang
berkain Samarinda sambil mengeluarkan segumpal uang.
“Maaf kawan. Jika burung ini berhasil kami pikat, telah
ada orang yang akan mengambilnya,” jawab Sarudin singkat.
Tidak lama kemudian kedua laki-laki tersebut mohon
diri untuk melanjutkan perjalanannya. Sarudin dan Juarta juga
melanjutkan perjalanannya masuk ke hutan.
Hutan yang dimasuki Sarudin dan Juarta dipenuhi pohon-
pohon yang besar dan rindang. Jalan setapak yang mereka
lalui masih basah oleh embun pagi. Setelah berjalan beberapa
langkah, mereka bertemu lagi dengan seorang pemuda. Usianya
kira-kira dua puluh tiga tahun. Saat berpapasan, mereka saling
menyapa.
“Hendak ke mana Saudara ini?” kata laki-laki tersebut
mendahului menyapa. Suaranya sangat bersahabat.
23