Page 32 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 32

Sarudin tersenyum melihat burung tersebut terbang.


                   “Kau pasti akan masuk ke dalam pikatku,” gumamnya
             dalam hati.

                   Setelah memasang pikat, Sarudin kembali menyandarkan
             badannya pada pohon tempat Juarta tidur. la menoleh ke kanan
             dan dilihatnya Juarta masih terlelap. Akhirnya, Sarudin tertidur
             juga. Beberapa saat kemudian Juarta bangun. la menoleh ke kiri
             dan melihat Sarudin masih tidur. la duduk mengawasi pikat-pikat
             yang ada di atas pohon. Beberapa pikat sudah ada yang dimasuki
             burung.


                   “Ta, kamu tidak membangunkan saya,” kata Sarudin sambil
             mengusap-ngusap matanya.

                   “Saya melihat tidurmu pulas  sekali.  Saya tidak  tega
             membangunkanmu. Saya hanya melihat pikat-pikat kita di pohon
             itu,” ungkap Juarta.


                   Sarudin kaget mendengar kata pikat. la buru-buru menoleh
             ke pohon yang  berada  di sebelah  kiri. la  melihat pikatnya
             bergerak-gerak.

                   “Ta ..., Ta, burungnya sudah masuk pikat,” teriak Sarudin
             sambil berlari ke pohon tersebut.

                   Juarta tidak mengerti mengapa Sarudin berlari ke pohon

             yang  di sebelah  kiri. Padahal,  mereka memasang pikat  pada
             pohon  yang berada di depan mereka. Tanpa  berpikir panjang,
             ia menyusul  Sarudin. la  membantu  Sarudin menurunkan pikat
             tersebut. Diamatinya perkutut yang merdu bunyinya itu.


                                         26
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37