Page 34 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 34
“Surat! Dari siapa, Pak?” tanya Sarudin penasaran.
“Saya tidak kenal dengan orangnya. Saya baru pertama
kali melihatnya,” jawab pemilik warung.
“Sebentar Nak ..., saya ambilkan,” tambahnya.
Pemilik warung menyerahkan dua buah surat kepada
Sarudin. Sarudin menerimanya dengan wajah penuh tanda
tanya. Begitu juga dengan Juarta. Di amplop surat itu tidak ada
nama pengirim. Mereka saling memandang penuh keheranan.
“Cepat kamu buka, Din. Siapa tahu ada pesan penting,”
suruh Juarta.
Sarudin membuka amplop itu satu per satu. Surat yang
pertama berisi suruhan untuk mengembalikan dompet yang
mereka temukan tadi pagi ke tempat semula. Surat yang kedua
berisi larangan agar mereka tidak ke luar warung pada malam
hari. Di bawah kedua surat itu terdapat nama pengirimnya, Nari.
Sarudin menyerahkan surat tersebut kepada Juarta.
“Nari? Bukankah ia orang yang bertemu dengan kita tadi
pagi?” tanya Juarta sambil menatap Sarudin.
“Ya, pemuda yang bertemu pagi tadi menyebutkan
namanya Nari,” jawab Sarudin dengan suara agak pelan.
“Mengapa ia tahu kita yang menemukan dompet tersebut
dan mengapa kita dilarang ke luar dari warung ini nanti malam?”
tambahnya.
28