Page 36 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 36

USAHA PEMBUNUHAN DI SEBUAH WARUNG





                   Satu  per satu  pembeli  berdatangan  ke warung  tempat

             kedua  sahabat  karib  itu  menginap.  Ada yang  datang  sekadar
             minum dan makan. Ada juga yang datang hanya sekadar duduk-
             duduk dan mengobrol melepas lelah setelah seharian bekerja di
             sawah dan kebun. Suasana warung agak heboh dengan tawa dan
             canda. Sarudin dan Juarta dari tadi duduk di pojok memperhatikan
             orang-orang yang datang. Tidak satu pun orang yang datang itu
             mirip dengan Nari. Mereka tidak melihat hal yang mencurigakan.

                   Makin  lama  pengunjung  dan pembeli makin berkurang.
             Mereka  pulang ke rumah masing-masing karena malam sudah
             hampir larut.  Suasana  malam  itu  terasa  hening, sunyi, dan
             gelap, sama seperti malam kemarin. Namun, Sarudin dan Juarta
             merasa malam ini tidak sama dengan malam kemarin. Mereka

             merasa penasaran, was-was, dan cemas mengingat pesan yang
             ada di dalam surat tersebut. Mereka tidak tahu apa sebenarnya
             yang diingini dan diketahui oleh Nari. Semuanya berjalan serba
             rahasia. Juarta mencoba memejamkan matanya sambil membaca
             doa. la tidak juga dapat tidur. Di sebelahnya Sarudin juga begitu.
             Kedua remaja ini tampak sangat gelisah.

                    Pada  tengah malam  yang  sunyi Sarudin dan Juarta
             mendengar pintu  dapur warung  dibuka.  Mereka  mendengar
             langkah kaki memasuki warung.






                                         30
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41