Page 37 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 37

Mereka  mulai  cemas. Jantungnya  berdenyut  kencang.

             Juarta memegang tangan Sarudin. Sarudin menatap sahabatnya
             itu. Mereka tampak lebih waspada. Tangan kedua anak muda itu
             sudah mengepal.

                    Tiba-tiba mereka mendengar teriakan laki-laki.

                    “Tolong ... tolong ...!”


                    Setelah menunggu  beberapa  saat, teriakan  itu  tidak
             terdengar lagi. Juarta ingin ke luar melihat apa yang terjadi, tetapi
             Sarudin melarangnya. Tidak lama kemudian, mereka mendengar
             jeritan dan tangisan perempuan. Perempuan itu diseret ke luar
             warung.  Juarta  tidak  tahan mendengarkan  jeritan perempuan
             itu. la tiba-tiba melompat dari bangkunya.

                    “Hai...! Siapa  kalian?  Apa  yang  kalian  lakukan terhadap
             wanita itu,” teriaknya sambil menyambar golok yang terletak di
             sampingnya. la memburu orang-orang tersebut ke pintu dapur.


                    Sarudin juga tidak tahan mendengar jeritan wanita itu. la
             berniat ke luar menolongnya. Namun, ia tampak ragu. la teringat
             pesan Nari. Beberapa orang laki-laki yang menginap di warung
             tersebut juga keluar. Tiba- tiba ia berdiri dan menyambar golok
             yang sudah terletak di sampingnya. la melompat ke pintu dapur,
             tempat  Juarta ke luar  tadi. Ketika ia membuka pintu warung,
             tangannya  dicengkeram  seseorang.  “Ssssst ...  saya  Naari ...
             tenanglah.  Saya  tidak  bermaksud jahat,”  kata  seseorang  dari
             pojok dapur. Setelah menampakkan diri,  ternyata  orang  itu
             benar Nari.





                                         31
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42