Page 41 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 41

KEMBALI KE KAMPUNG HALAMAN





                   Pagi ini suasana di sekitar warung sangat  tenang dan
             tenteram. Pemilik warung dan istrinya sudah merasa agak baik.

             Sarudin sangat  cemas melihat  keadaan  Juarta.  Perkelahian
             dengan  tiga  orang  penjahat  tadi  malam  membuatnya  sangat
             letih. Sekali-kali Juarta tampak meringis menahan sakit. Luka di
             tangan kanannya masih tampak basah. Suhu badannya panas.

                   “Bagaimana keadaanmu, Ta?” tanya Sarudin.

                   “Sepertinya saya demam. Suhu badan saya agak panas.”


                   “Tanganmu  masih sakit?”  ungkap  Sarudin sambil
             mengusap  peluh  yang  menetes di dahi sahabatnya  itu.  Pelan-
             pelan dirabanya kening sahabatnya itu.

                   “Kita istirahat dan berobat di sini dulu, Ta. Setelah lukamu
             sembuh, kita baru pulang,” tambahnya.

                   “Jangan,  Din. Lebih baik  kita  pulang  sekarang.  Saya
             beristirahat dan berobat di desa kita,” jawab Juarta.


                   “Apa kamu kuat, Ta?” tanya Nari tiba-tiba. Nari tidak mau
             meninggalkan  mereka  sejak  peristiwa  semalam.  la  khawatir
             akan keselamatan kedua sahabatnya.








                                         35
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46