Page 46 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 46

Sarudin tidak mengerti apa sebenarnya yang diingini Nari.

             Sarudin menduga Nari tinggal  dekat  rumah Juragan  Pensiun
             karena tertarik pada Enden Ruheini. Dipandanginya foto Enden
             Ruheini sekali lagi. Sebenarnya sejak bertemu dengan Enden di
             rumah Juragan  Pensiun, Sarudin telah  tertarik. Enden Ruheini
             tidak  hanya cantik,  tetapi  juga lembut  dan pintar. Setelah
             mengerjakan pekerjaan rumah, ia biasanya menjahit atau
             menyulam. la selalu mengisi hari-harinya dengan pekerjaan yang
             bermanfaat. Sarudin menarik nafas dalam-dalam,  kemudian
             menghembuskannya perlahan-lahan.  la  tidak terlalu  berharap
             untuk  dapat  mempersunting Enden Ruheini. la  tahu  dengan
             keadaannya. la merasa Enden Ruheini melakukan kebaikan dan
             melayaninya karena ia tamu Juragan Pensiun.


                   Beberapa hari setelah menerima surat dari kota, Sarudin
             tampak gelisah. la sangat penasaran dan ingin sekali datang ke
             kota. Akan tetapi, keadaan tidak memungkinkan karena bibinya
             sakit. la tidak sampai hati meninggalkan Bibi dalam keadaan
             sakit.

                   Pagi ini Sarudin melihat Bibi sudah berangsur sembuh. la
             sudah mulai bekerja dan memasak.

                   “Din, kalau  kamu mau berangkat ke kota, berangkatlah.
             Bibi sudah  sembuh kok,” kata  Bibi sambil duduk di  samping
             Sarudin. la  tahu  Sarudin sangat  ingin memenuhi undangan

             Juragan Pensiun.

                   “Tapi,  Bibi  masih sakit!”  balas  Sarudin sambil  menatap
             Bibi.




                                         40
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51