Page 48 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 48

Tidak lama  kemudian, Juragan  Pensiun dan istrinya

             pulang. Mereka sangat gembira melihat Sarudin ada di rumah.

                   “Maaf Juragan. Saya tidak dapat langsung berangkat ketika
             saya menerima surat Juragan. Waktu itu, Bibi sedang sakit,” kata
             Sarudin sambil menyalami kedua orang tua tersebut.

                   “Bibimu sakit? Sekarang bagaimana keadaannya?” tanya
             Juragan penuh perhatian.


                   “Sudah  sembuh  Juragan.  Sekarang  ia  ditemani  Juarta,”
             jawab Sarudin.

                   Ketika  mereka  berbincang-bincang  di beranda  rumah,
             dari kejauhan terdengar azan asar dari masjid. Juragan Pensiun
             langsung  berdiri  dan  berangkat  ke masjid. la  memang  sering
             sembahyang ke masjid. Sarudin menunaikan salat asar di rumah.
             Kemudian, Sarudin berjalan-jalan  ke halaman  depan untuk
             melihat bunga-bunga yang indah. Sarudin percaya bunga-bunga
             ini ditanam oleh Enden Ruheini. Enden memang sangat pintar
             menata dan menyusun bunga-bunga.


                   “Din, kapan kamu datang? sapa Nari.

                   Sarudin tampak kaget. la tidak melihat Nari datang. “Tadi
             siang.  Saya  ada halangan  untuk  langsung  berangkat  ke sini,”
             jawab Sarudin.


                   Nari mengajak Sarudin ke rumah sewaannya yang tidak
             jauh dari rumah Juragan. Sarudin berusaha menahan diri untuk
             tidak  menanyakan  maksud Nari mengiriminya  foto Enden
             Ruheini.


                                         42
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53