Page 55 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 55
“Assalamualaikum,” terdengar suara dari luar rumah.
“Walaikumussalam,” jawab Bibi sambil berjalan membuka
pintu. “Ayo, silakan masuk,” sambungnya.
“Terima kasih, Bi” jawab kedua tamu. Kemudian, mereka
berjalan ke ruang tengah yang agak luas. Di sana sudah terhidang
makan malam.
“Wah ... hari ini Bibi rajin sekali masak,” goda Sarudin
sambil melirik bibinya. Bibi hanya tersenyum mendengar godaan
anaknya itu. la kemudian pergi ke dapur mengambil piring.
Sarudin membantu bibinya membawa air minum dan gelas.
“Ayo ... sekarang kita nikmati masakan Bibi. Bibi saya ini
pandai memasak,” kata Sarudin. Bibi hanya tersenyum mendengar
pujian Sarudin.
“Ayo ... silakan. Kalian pasti sudah lapar,” kata Bibi sambil
membagi piring kepada tamunya.
Kehidupan di rumah Bibi yang kecil itu bertambah
semarak dengan kehadiran tamu-tamu tersebut. Biasanya
rumah itu kelihatan sepi. Hanya tawa Sarudin dan bibinya yang
terdengar. Sekarang suasana rumah yang sederhana itu lebih
semarak. Sarudin dan Bibi sangat gembira karena rumahnya jadi
ramai. Jika malam tiba, mereka berkumpul bersama-sama.
Pada suatu hari Sarudin, Nari, dan Rasidin sedang duduk
di bangku depan rumah sambil melepas lelah. Di hadapan mereka
terhidang teh panas dan singkong rebus. Mereka mendengar
teriakan Pak Pos.
49