Page 56 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 56

“Terima kasih, Pak,”  kata Sarudin sambil  buru-buru

             melihat nama pengirimnya.

                   “Dari siapa, Din?” tanya Rasidin

                   “Dari Agan  Amir,  sahabatku  di kota,”  jawab  Sarudin
             pendek. la langsung membuka surat tersebut.


                   “Apa isi suratnya, Din?” tanya Nari.

                   “la menyuruh saya ke kota karena ia sedang libur. la tidak
             dapat datang ke sini karena ibunya demam,” jawab Sarudin.

                   Sarudin ragu  memenuhi keinginan  Agan  karena  musim
             bertanam  akan  segera  dimulai.  Tetapi,  Nari dan Rasidin
             mendukung keberangkatan Sarudin ke kota.


                   “Pergilah, Din. Serahkan pekerjaan di sini kepada kami,”
             kata Nari meyakinkan.

                   “Benar, Din. Bibi yakin semua pekerjaan di sini akan dapat
             diselesaikan Nari dan Rasidin!” sambung Bibi dari belakang.

                   “Kamu berangkat saja ke kota,” tambahnya.


                   Sarudin menatap bibinya dengan penuh kasih. “Betapa arif
             dan bijaksananya Bibi,” katanya dalam hati.

                   Pagi itu Sarudin bersiap-siap berangkat ke kota memenuhi
             keinginan Agan Amir. Nari  dan Rasidin  menemani Sarudin
             menunggu  delman.  Sarudin sampai  di rumah Juragan  Pensiun
             pada siang hari.





                                         50
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61