Page 57 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 57

“Bagaimana kabar Bapak dan Ibu?” tanya Sarudin ketika

             menyalami Agan Amir.

                   “Ibu sedang tidur di kamar, baru saja pulang dari rumah
             sakit. Bapak pergi membeli obat di apotek,” kata Agan Amir.

                   “Din, saya kesepian. Saya ingin kamu di sini selama saya
             libur,” lanjutnya sambil menatap sahabatnya itu.


                   Sarudin memaklumi  perasaan  Agan.  Memang  tidak
             enak  menjadi anak  tunggal,  tidak  mempunyai saudara  tempat
             bercanda dan bermain. Sarudin juga kadang-kadang merasakan
             hal seperti itu.

                   Pada suatu  pagi mereka bersepeda keliling kota dengan
             gembira. Mereka berhenti di depan sebuah kedai kopi karena haus.
             Orang-orang di kedai tersebut sedang membicarakan peristiwa
             yang baru saja terjadi. Sarudin dan Agan ikut bergabung dengan
             orang-orang tersebut. Sarudin dan Agan Amir terkejut mendengar
             perbincangan mereka. Mereka sedang membicarakan kematian
             Bara. Ada yang mengatakan Bara meninggal karena diracun. Ada

             juga yang mengatakan Bara meninggal karena bunuh diri dengan
             meminum racun.

                   Agan dan Sarudin kembali ke rumah dengan cepat. Mereka
             mengabarkan berita kematian Bara kepada orang tuanya. Juragan
             Pensiun dan istrinya sangat terkejut. Mereka tidak menyangka
             kematian  Bara sangat  tragis. Enden Ruhaini juga sangat  kaget
             mendengar berita itu. la juga tampak sedih. Walaupun demikian,
             ada kelegaan yang terpancar di wajahnya.





                                         51
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62