Page 22 - Jabar-Si Buncir
P. 22

“Aduh, nenek minta maaf, Cu.Tadi nenek pergi
               ke  jamban,  saat  kembali  seekor  ayam  memakan

               peliharaanmu.”
                   Si Buncir menangis sejadi-jadinya. Ia meminta

               ayam  yang  memakan  anggay-anggay  itu  sebagai
               pengganti anggay-anggay-nya yang mati.

                   Neneknya merasa kasihan melihat si Buncir.
               Sambil  sekali  lagi  meminta  maaf,  ia  memberikan

               ayam itu kepada si Buncir.
                   Keesokan  harinya,  si  Buncir  pergi  lagi

               bersama  bapaknya  untuk  menyabit  rumput.  Ia
               bingung dengan peliharaannya. Ia tidak mau lagi

               menitipkan peliharaannya kepada neneknya.
                   Ia melihat ada seorang perempuan yang sedang

               menumbuk padi. Ia menghampiri perempuan itu.
                   “Bibi, bolehkah aku menitip ayam ini sebentar

               saja?”
                   “Memangnya Ujang mau ke mana?”

                   “Aku  hendak  menyabit  rumput  bersama
               bapak.”







                                          14
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27