Page 23 - Jabar-Si Buncir
P. 23
“Oh, kalau begitu, ikat saja ayammu dekat
lesung.”
Si Buncir merasa tenang. Ia segera mengikat
ayamnya dekat lesung perempuan penumbuk padi.
Setelah itu, ia segera berlari menyusul bapaknya.
Sore hari sepulangnya menyabit rumput, ia
segera menemui perempuan penumbuk padi untuk
mengambil ayam yang dititipkannya. Ternyata,
ayamnya mati tertimpa alu.
“Bibi, aku mau mengambil ayam yang
kutitipkan,” kata si Buncir.
“Maafkan bibi, Ujang. Bibi tidak sengaja
menjatuhkan alu itu.”
Si Buncir menangis sejadi-jadinya. Ia meminta
alu itu sebagai ganti ayamnya yang mati.
“Bibi ini bagaimana? Aku menitipkan ayam
itu supaya aman dalam penjagaan Bibi,” ujarnya
sambil terisak-isak.
“Ehm, Ujang, apa gunanya sebatang alu
buatmu?” tanya perempuan penumbuk padi itu.
15