Page 25 - Jabar-Si Buncir
P. 25

Sore  hari  sepulangnya  menyabit  rumput,
               ia segera menemui penggembala kerbau untuk

               mengambil alu yang dititipkannya. Ternyata,
               alunya patah tertinjak kerbau.

                   “Aku minta maaf! Siang tadi matahari sangat
               terik,  kerbauku  kepanasan.  Aku  membawanya

               berteduh di bawah pohon. Aku lupa di situ ada alu
               yang kautitipkan. Alu itu patah terinjak.”

                   Ia menangis sejadi-jadinya. Ia meminta kerbau
               yang menginjak alunya sebagai pengganti alunya

               yang patah.
                   “Pokoknya, aku meminta kerbau itu sebagai

               ganti aluku yang patah,” teriak si Buncir.
                   Si  penggembala  tidak  berani  memberikan

               kerbau itu karena takut dimarahi bapaknya.
                   “Maaf, aku tidak bisa menyerahkan kerbau ini.

               Aku  tentu  akan  dimarahi  oleh  bapakku,”  tolak  si
               penggembala kerbau.

                   Si Buncir tidak terima. Ia kemudian menghadap
               hakim dan mengadukan kasusnya. Si pemilik kerbau







                                          17
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30