Page 29 - Jabar-Si Buncir
P. 29

5. BERKELANA








                   Sejak  kematian  kerbau  peliharaannya,  si
               Buncir tidak mau lagi menyabit rumput. Ia berpikir

               beberapa  saat.  Ia  merasa  ketidakberuntungan
               selalu menimpanya jika tetap tinggal di Ciherang.

                   Sore  hari  ketika  bapaknya  sampai  di  rumah,
               si Buncir segera menghampiri bapaknya. Ia

               menyampaikan keinginannya.
                   “Pak, usia ujang ‘kan sudah bertambah. Ujang

               juga merasa tidak beruntung kalau terus di sini.”
                   “Ujang mau pergi ke mana?”

                   “Ujang mau mencari pengalaman, Pak. Ujang
               mau berkelana, pergi dari Ciherang.”

                   “Aduh, jangan, Ujang! Bapak khawatir dengan
               keselamatanmu.”







                                          21
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34